Senin, 28 Maret 2011

“Kapal Batu”

Semua ini terjadi saat adanya kejadian pada beberapa orang pemuda, yaitu yanto, andri, santo, lkhsan dan seorang pembantu mereka yang berlayar saat itu dengan mereka. Keempat pemuda ini merupakan pencinta barang-barang antik yang bersal dari laut.
            Suatu hari keempat pemuda ini berlayar ke daerah mentawai lebih tepatnya dikecamatan sipora untuk mencari barang anti dari laut seperti bunga, kerang, ikan hias,kulit penyu dan barang antik lainnya. Setelah perjalanan panjang yang mereka lewati selama semalaman mereka pun sampai didaerah mentawai kecamatan sipora desa sao. Pencarian barang antik laut tidak langsung mereka lakukan. Sebelumnya mereka meminta izin kepada masyarakat sao, izin pun mereka dapatkan dari masyarakat setempat, tetapi dengan satu syarat yang diberikan oleh masyarakat tersebut yaitu jangan pernah melakukan hal-hal yang menyiksa makhluk hidup dilaut tersebut. Apalagi hewan laut yang masyarakat sebut dengan sebutan kaira atau penyu laut, itu bisa menyebabkan munculnya musibah besar bagi mereka yang melakukannya.
            Setelah berbincang-bincang dengan masyarakat setempat, mereka pun kembali kekapal yang siap untuk berlayar mencari barang antik tersebut, namun tidak dengan pembantu mereka tadi. Pembantu nya itu sedang pergi kehutan untuk mencari kayu bakar. Setelah itu ia melanjutkan perjalanan mereka dengan asyiknya bermain dan canda tawa, tanpa mereka sadari matahari turun dan tenggelam menunjukkan hari sudah semakin sore, dan ditengah keasyikan tersebut salah seorang melihat seekor penyu yang muncul dipermukaan air laut dekat kapal mereka. Yanto pun bergegas mengambil jaring yang telah disiapkan sebelum berangkat dan dibantu oleh lkhsan untuk menangkap penyu tersebut. Akhirnya perjalanan mereka tidak sia-sia dan tangkapan mereka membuahkan hasil. Andri dan santo mendekati temannya yang telah berhasil menangkap penyu itu dan berkata,”tidak kah kalian ingat apa yang disampaikan oleh masyarakat itu?” dan ikhsan mejawab,”itu tidak penting, lagian kan mereka tidak tau” kemudian santo berkata lagi,”tapi ikhsan, bukankah masyarakat itu telah berpesan pada kita bahwasanya kita tidak boleh menangkap penyu itu, apalgi menganiaya nya bisa-bisa kita dapat musibah.”
            Ikhsan berlagak seperti orang bodoh lalu menyuruh yanto untuk mengambil sebilah parang dan ia pun melepaskan kulit(tempurung) penyu tersebut kemudian ia melepaskannya kelaut. Mereka berdua tertawa terbahak-bahak melihat penyu berenang dengan penderitaan yang ia telah lakukan. Tapi sayang tawa itu berakhir dengan datangnya petir yang menyambar kapal mereka dan kapal itu berubah menjadi batu sementara mereka yang berempat hangus menjadi abu, hanya pembantu yang mereka tinggalkan dihutan saja yang selamat dari musibah itu.
            Akhirnya kapal yang menjadi batu itu diberi nama oleh masyarakat setempat kapak bungkuk”kapal batu” desa sao.

2 komentar: